Wah.... Cabup Kerinci Tumbang di Pemilihan Ketua KONI Kerinci

On 5:00:00 AM


Wah.... Cabup Kerinci Tumbang di Pemilihan Ketua KONI Kerinci

KERINCI,GO-Ardizal kembali pimpin KONI Kabupaten Kerinci.

 Ardizal kembali terpilih setelah unggul telak dari rivalnya Ruslan HS. Ardizal dalam pemilihan yang berlangsu di aula plaza Arafah memperoleh 24 suara sedangkan Ruslan Hs memperoleh satu suara.

"Dengan ini menetapkan Adrizal sebagai ketua tim formatur," ujar pimpinan sidang Musda Koni Kota Sungaipenuh. Untuk diketahui Musda KONI Kerinci dibuka langsung oleh Bupati Kerinci Adi Rozal. (FYO)

Tanjung Hatta Belum Tersentuh Perhatian Pemerintah

On 11:04:00 PM


Tanjung Hatta Belum Tersentuh Perhatian Pemerintah
Kerinci, GO-Ojek wisata yang ada di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi terkesan terlupakan dari perhatian Pemerintah. Pasalnya, objek Tanjung Hatta yang merupakan lokasi yang pernah di singgahi oleh Bung Hatta itu semestinya layak di kembangkan. .
 
Ketika GO tiba di lokasi Tanjung Hatta seperti di akses pintu masuk objek itu saja, tanpa adanya pembangunan di icon wisata sejarah di Kabupaten Kerinci itu. Bahkan sangat di sayangkan di ioon tersebut, sudah di penuhi semak-semak belukar.
 
Disisi lain, sejarah Hatta yang pernah mengunjungi Tanjung Hatta tersebut, layak untuk di kembangkan namun sepi pengunjung. Sekitar pukul 11.30 WIB terlihat beberapa siswa sekolah yang sedang asik mangkal di lokasi.
 
Menurut sumber GO di lokasi mengatakan, sejarah Tanjung Hatta ini di ambil dari salah satu namaTokoh nasional yang juga merupakan mantan Wakil Predisen RI pertama.
 
“Nama Tanjung Hatta ini merupakan salah satu nama yang di ambil dari Bung Hatta (mantan Presiden). Yang mana ketika itu Bapak mantan orang nomor dua RI ini pernah beristirahat disini (Tanjung Hatta),” terang Ibnu Saud Tokoh Masyarakat Danau Kerinci, kemarin.
 
Kurangnya perhatian ini, dapat berdampak terhadap wisata . “Ini moment bagus bagi masyarakat Kabupaten Kerinci yang semestinya harus di kembangkan dan di tata dengan baik sehingga dapat menarik daya tarik wisatawan,” ungkapnya.
 
Dalam menunjang icoun wisata Tanjung Hatta tidak terlepas dari adanya dukungan pemerintah. Selain dapat meningkatkan daya tarik, icoun wisata ini juga dapat menunjang perekonomian masyarakat Kabupaten Kerinci. 
 
Namun dalam hal meningkatkan icoun wisata ini, merupakan tugas tufoksi dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kerinci. 

Depati Parbo: Pewaris Perang Paderi dari Kerinci

On 9:19:00 PM


Depati Parbo: Pewaris Perang Paderi dari Kerinci
 

Uun Lionar 

Awardee Beasiswa LPDP Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung
Jika dalam sejarah Sumatra Barat kita pernah mendengar nama Tuanku Imam Bonjol yang sangat melegenda atas perjuangannya melawan Belanda, maka dalam sejarah Kerinci kita mengenal nama Depati Parbo sebagai tokoh sentral menentang kekuasaan Belanda tersebut. Bukan sesuatu yang berlebihan jika Depati Parbo juga pantas disejajarkan dengan pahlawan perang lainnya di Nusantara, walau pada akhirnya harus mengalami kekelahan dan pengasingan ke Ternate setidaknya ia telah menunjukkan sikap antikolonial dan peletak pondasi awal nasionalisme rakyat Kerinci ketika itu. Bagi orang Kerinci barangkali sudah tidak asing lagi mendengar nama Depati Parbo. Ia adalah pahlawan perang Kerinci di tahun 1901.





Nama Depati Parbo adalah sebuah gelar yang diberikan untuk seseorang yang bernama Kasib. Depati adalah gelar adat tertinggi dalam sebuah dusun (nagari di Minangkabau) bagi seorang pemimpin di Kerinci. Kasib dilahirkan di kaki Gunung Raya, tepatnya di Dusun Lolo, Kerinci, sekitar tahun 1839. Sejak kecil ia dikenal oleh rakyat Dusun Lolo sebagai pribadi yang bijaksana dan taat beribadah, selain itu juga patuh dalam belajar pengetahuan tentang adat, bahkan menurut cerita rakyat Dusun Lolo bahwa Kasib sejak usia remaja sudah memiliki berbagai kesaktian (ilmu kebatinan) dalam mengobati berbagai penyakit. Memasuki usia remaja, Kasib dinobatkan sebagai pemangku adat oleh rakyat Dusun Lolo dan kemudian diberi gelar Depati Parbo, gelar yang diwariskan secara turun temurun menurut garis keturunan ibu (matrilineal).
Menyandang sebagai pemimpin adat mengharuskan Depati Parbo berperan sebagai pelindung kalbu (keluarga besar), dan dusun (nagari), serta rakyat Dusun Lolo pada umumnya dari segala macam ancaman, tidak terkecuali ancaman dari pihak luar bahkan asing sekalipun.

Pada dekade terakhir abad ke 19, Kerinci adalah daerah yang cukup tentram dan damai. Rakyatnya hidup dari hasil alam yang berlimpah seperti beras dan sayur-sayuran segar, danau Kerinci yang terhampar luas mencukupi kebutuhan lauk pauh rakyat. Memasuki awal abad ke 20 (1900), kabar mengenai perang rakyat Aceh menghadapi Belanda yang berlarut sejak tahun 1870 tersiar hingga ke Kerinci menyebabkan daerah ini harus bersiap jikalau suatu saat ancaman dari Belanda datang ke Kerinci, mengingat saat itu Belanda telah bercokol di Indrapura (Sumatra Barat). Keberadaan Belanda di Indrapura sudah sejak tahun 1666. Setelah dataran tinggi Minangkabau (Padangsche Bovenlanden) ditakhlukkan melalui perang Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol pada tahun 1821 hingga 1837, di tahun 1901 Belanda mencoba menguasai Kerinci yang terkenal sebagai lumbung beras di kawasan sumatra bagian tengah. Kedatangan Belanda pertama kali ke Kerinci melalui Mukomuko disambut oleh rakyat Kerinci terutama Dusun Lolo yang dipimpin langsung oleh Depati Parbo dengan peperangan yang amat sengit. Peperangan ini berhasil membuat Belanda mundur. Beberapa kali Belanda berusaha untuk masuk ke Kerinci selalu dicegat oleh Depati Parbo dan hulu balangnya di lereng Gunung Raya (perbatasan dengan Bengkulu).




Sebagai panglima perang Depati Parbo menyerukan rakyat Kerinci untuk ikut berperang melawan kedatangan Belanda. Seperti halnya Tuanku Imam Bonjol ketika perang Paderi berlangsung, ia menyerukan rakyat Minangkabau untuk melawan Belanda karena mereka adalah kaum kafir yang ingin menguasai daerah Minangkabau. Seruan yang sama disampaikan Depati Parbo ketika perang Kerinci, “bahwa pasukan Belanda adalah orang-orang kafir, orang-orang kafir adalah musuh bersama kita, oleh sebab itu mereka harus diperangi. Jangan sampai mereka menguasai daerah kita, lalu berbuat semena-mena terhadap kita”. Seruan Depati Parbo lantas disambut rakyat Kerinci dengan penuh semangat untuk segera ikut menentang kedatangan Belanda. Mensiasati langkah perang menghadapi Belanda, Depati Parbo mengumpulkan semua hulu balang Kerinci. Mereka berkumpul di sebuah masjid dekat Dusun Pulau Tengah tepian danau Kerinci untuk menyepakati strategi perang. Dalam pertemuan seruan kembali diserukan Depati Parbo “bahwa perang melawan Belanda adalah perang jihad, walau meninggal dunia sekalipun kita meninggal dalam keadaan mati sahid”. Dalam pertemuan tersebut disepakatilah tidak ada yang boleh mundur walau terkena tusukan senjata sekalipun.

Seruan jihad yang disampaikan Depati Parbo ternyata benar-benar berdampak dalam semangat ketika perang berlangsung. Walau pada akhirnya harus menghadapi kekalahan, para hulu balang Kerinci rela mengorbankan jiwa raganya untuk kemerdekaan rakyat Kerinci. Namun karena mereka menggunakan alat senjata yang tradisional, sedangkan Belanda menggunakan alat senjata modern pada akhirnya kemenangan didapatkan oleh Belanda. Banyak para hulu balang yang mati syahid, termasuk salah satu ulama Haji Ismail yang terjebak dalam masjid ketika sedang melaksanakan shalat. Dalam tulisan berjudul “De Expeditie Naar Korintji in 1902-1903; Imperialisme of Ethische Politiek”, H. J Van der Tholen mengatakan bahwa dalam Perang Kerinci telah tewas enam orang pasukan Belanda (diantaranya 3 orang Perwira), 40 orang luka-luka berat dan ringan.

Perang yang berkobar selama 3 tahun (1901-1903) mengharuskan Depati Parbo bertahan untuk mempersiapkan strategi melawan Belanda, namun karena terdesak dan mendengar kabar bahwa banyak hulu balang yang gugur, mengharuskan Depati Parbo bergerak melawan dengan senjata seadanya. Saat perlawanan itulah Depati Parbo berhasil ditangkap Belanda, dan perlahan perang pun meredup dengan kemenangan di pihak Belanda. Sama halnya seperti Tuanku Imam Bonjol, diasingkan Belanda ke Menado pasca Perang Paderi, Depati Parbo kemudian diasingkan Belanda ke Ternate, tetapi berbeda dengan Tuanku Imam Bonjol yang wafat dalam pengasingan, Depati Parbo beruntung mendapat hukuman selama 25 tahun, dalam pengasingan Depati Parbo memperoleh pengampunan dari Ratu Belanda, dan diperboleh kembali ke Kerinci. Berbagai sumber mengatakan Depati Parbo memperoleh pengampunan berkat ilmu kebatinan yang dimilikinya, ia mampu menyembuhkan anak seorang Asisten Residen Belanda, dan atas tanda balas budi Asisten Residen kepada Depati Parbo, ia dibebaskan dan dipulangkan ke Kerinci.
 
Sebagai bentuk penghargaan rakyat Kerinci terhadap perjuangan Depati Parbo dalam melawan penjajah Belanda, nama Depati Parbo disematkan sebagai nama bandar udara di Kerinci, yakni Bandar Udara Depati Parbo. Selain itu, sebuah perguruan tinggi swasta yakni Akademik Manajemen Ilmu Komunikasi (AMIK) juga menyamatkan nama Depati Parbo sebagai nama institusi tersebut. Sebagai warga negara yang hidup di alam kemerdekaan, sudah sepantasnya kita memberi penghargaan terhadap pahlawan-pahlawan bangsa, dengan kembali mempelajari perjuangan mereka, mengambil nilai-nilai positif dari perjuangannya adalah salah satu bentuk dari penghargaan terhadap pahlawan bangsa.

   Asset Sungai Penuh yang tak Terurus, Dua Pengunjung Asal Jambi Komentar

On 10:07:00 AM



Asset Sungai Penuh yang tak Terurus, Dua Pengunjung Asal Jambi Komentar 

Sungai Penuh, GO- Taman wisata Bukit Kayangan Kota Sungai Penuh yang berlokasi di Ranah Kayu Embun (RKE) tampak tak terurus dan terawat dengan baik. Hal ini terlihat dari beberapa bangunan disekitar taman wisata tersebut yang sudah mengalami kerusakan parah.
 
Saldi Irawan SE, salah satu warga Jambi pengunjung taman Wisata Taman Bukit Kayangan mengatakan kepada GO menyebutkan, bahwa taman Bukit Khayangan memiliki potensi yang layak untuk di kembangkan. 

“Taman wisata Bukit Kayangan adalah Tempat wisata yang punya potensi, tapi sayangnya tidak terurus dan terawat dengan baik," Minggu (19/3) kemarin.
 
Terkait hal ini ia meminta agar pemerintah Kota Sungai Penuh untuk memperhatikan aset tersebut. Dengan tujuan jangka panjang.  “Cukup di sayangkan jika objek wisata ini (Bukit Khayangan) di biarkan dan tidak di rawat. Dan kita melihat bahwa Bukit Khayangan mempunyai potensi untuk dikembangkan,” ujarnya.
 
Salah seorang pengunjung dari Muaro Jambi ikut berkomentar. Sestri dari Kabupaten Muaro Jambi merasa bangga meilihat taman wisata yang tidak diurus tersebut. “Saya selaku pengunjung bangga melihat taman wisata ini, namun sebaliknya saya kecewa karena belum terawat dengan baik,” terangnya.
 
Ia menyarankan kepada Pemkot Sungai Penuh agar bisa membangun taman wisata Bukit Kayangan dengan baik. “Sebagai Taman Wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah seharusnya Pemerintah Kota Sungai Penuh Dapat lebih fokus untuk membangun taman tersebut dengan nuansa yang elok dan dikelola secara baik agar pengunjungnya merasa nyaman,” tukasnya.
 
Pantauan GO dilokasi taman wisata selain selain atap yang mengalami kerusakan juga terdapat papan informasi yang penuh coretan, tembok penahan yang retak dan layak diperbaiki serta ditata ulang kembali.

Pasca Di Tetapkan Sebagai Icon Wisata, Alex : Belum Ada Gebrakan Dari Pemerintah

On 7:47:00 AM




Pasca Di Tetapkan Sebagai Icon Wisata, Alex : Belum Ada Gebrakan Dari Pemerintah
 

Kerinci,GO-Kerinci salah daerah yang masuk dalam icon wisata nasional. Ditetapkannya daerah Kerinci sebagai icon wisata setelah adanya persetujuan dari pemerintah Pusat. Dengan tema Direct Promotion Tourism oleh Kementerian Pariwisata RI kemarin. 

Namun kondisi tersebut di pertanyakan. Pasalnya, pasca Kerinci di tetapkan sebagai lokasi wisata, masih terdapat beberapa sarana yang perlu di perbaiki dan hal ini belum terlihat gubrakan dari pemerintah dalam mempersiapkan segala bentuk sarana maupun prasarana tersebut. 

Tri Alex Noverzan, S.E salah seorang aktivis mahasiswa mempertanyakan hal itu. Ia menyebutkan setelah adanya persetujuan pemerintah memnentukan wilayah Kerinci sebagai icon wisata nasional menuai tanda tanya. 

“Kita mempertanyakan kepada pemerintah Provinsi Jambi. Setahu saya sudah memasuki tahun kedua lokasi wisata di Kerinci terkesan jalan ditempat, dan belum terlihat adanya tanda-tanda pembangunan di lokasi pariwisata,” terang Alex kepada GO, Rabu (8/3). 

Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci ini meminta kepada pemerintah Provinsi Jambi untuk segera merealisasikan segala bentuk kebutuhan dalam menunjang sarana dan prasarana yang memadai. “Kita mengharapkan kepada Pemrov Jambi untuk turun kelokasi dan membenahi sarana yang ada sehingga mement ini betul-betul terwujud dan memiliki asas manfaat bagi warga Kerinci,” ujarnya. 

Di sisi lain kata Tri Alex, terwujudnya pariwisata di Kerinci memiliki dampak yang cukup besar serta menggiurkan. Namun di butuhkan adanya sinergitas baik pemerintah Kabupaten Kerinci maupun Pemrov Jambi. 

“Jika hal ini terwujudkan akan membawa dampak yang positif bagi rakyat Kerinci. Dan juga dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan. Namun tidak terlepas dari adanya dukungan dari pemerintah Kabupaten Kerinci maupun Pemrov Jamb untuk menciptakan pariwisata yang berkelas nasional,” tukasnya.
 

Gunung Kerinci ‘Dimadu’

On 5:08:00 AM


Gunung Kerinci ‘Dimadu’

Kerinci, GO- Selama ini jalan menuju Gunung Kerinci hanya terdapat satu jalur saja. Yakni di Pelompok Kabupaten Kerinci. Namun informasi beredar bahwa Pemerintah Solok Selatan mengajukan pembukaan jalur menuju Gunung Kerinci.

Hal ini di katakan oleh Zarmianto kepada GO.Ia mengatakan bahwa informasi ini setelah adanya pengajuan permohonan membuka jalan pendakian yang baru menuju arah puncak Gunung Kerinci, yakni di Padang Aro.

“Ini (informasi) bahwa pemerintah Solok Selatan sudah mengajukan permohonan kepada Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) untuk pembukaan jalan pendakian via Padang Aro ini keterangan dari pihak TNKS yang saya terima,” kata Zarmianto menjelaskan, Jum’at (20/1).

Namun demikian Zarmianto menambahkan pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Kerinci tidak tahu menahu soal itu.

“Ketika saya tanya langsung kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Kerinci mereka tidak tahu hal ini. Hanya menyampaikan bahwa Gunung Kerinci bukan tanggungjawab Pemerintah Daerah melainkan kewenangan pihak TNKS,” jelasnya.

Jika pemerintah Solok Selatan benar-benar membuka jalur pendakian ini nanti akan berdampak terhadap wisatawan yang hendak berkunjung ke Kerinci. Maka oleh karena itu kita minta perhatian dari seluruh warga Kerinci baik yang berada di daerah maupun di luar daerah.

“Kita minta perhatian dari sejumlah Himpunan Keluarga Kerinci (HKK) yang berada di luar daerah untuk peduli terhadap Gunung Kerinci ini. Bila memang akan di buka jalur pendakian otomatis akan mengurangi jumlah wisatawan yang hendak berkunjug kesini, dan dampaknya ke provinsi pesona wisata Provinsi Jambi akan melemah,” ujar Zarmianto.

Sementara itu menurut salah satu warga Kayu Aro Suparmi kepada GO membenarkan adanya isu tersebut. “Isu itu memang ada, tapi belum pasti, stawo kato uhang,” ungkapnya. 

 

Piala Gubernur CUP PS Sungai Penuh Mundur Sebelum Tanding

On 7:27:00 AM


Piala Gubernur CUP PS Sungai Penuh Mundur Sebelum Tanding 
Sungai Penuh, GO-Kendati masih tersisa satu pertandingan lagi dalam ajang piala Gubernur CUP namun PS Sungai Penuh di khabarkan pulang lebih awal. Padahal masih tersisa satu pertandingan lagi yang di jadwalkan pada hari ini. 

Menurut keterangan dari Alek salah seorang pemain PS Sungai Penuh ketika dikonfirmasi GO mengatakan, bahwa dirinya membenarkan bahwa tim PS Sungai Penuh sudah meninggalkan Jambi meski laga tersisa satu lagi. 

“Ya, karena peluang kita (PS Sungai Penuh) sangat tipis akhirnya dengan kesepakatan bersama-sama kita memutuskan untuk pulang dan tidak melanjutkan pertandingan,” katanya, Sabtu (14/1). 

Ia mengatakan salah satu alasan PS Sungai Penuh juga terkendala soal anggaran atau untuk menghemat biaya.

 “Selain peluang tadi kita juga hebat biaya, dengan pulang tentu biaya kita lebih irit,” terangnya lagi.
Seyogyanya pada hari ini akan ada pertemuan tim PS. Sungai Penuh vs Merangin namun PS. Sungai Penuh sudah meninggalkan Jambi.