"KONSISTENSI DEWAN DIPERTANYAKAN,... !"




"KONSISTENSI DEWAN DIPERTANYAKAN,... !"

Oleh : Oleh : Tri Alex Noverzan, S.E

Kinerja angota DPRD Kota Sungai Penuh tidak memuaskan dan jauh dari harapan rakyat banyak. Apa yg dilakukan anggota dewan hanya rutinitas semata. Tak ada yang signifikan dan penting, lebih banyak ramai di publik untuk untuk berencana, tetapi sangat miskin hasil yang kongkrit. Hal itu karena kepentingan politis sangat dominan, ketimbang dari pada kepentingan rakyat.

Akibatnya, banyak kasus besar yang mereka bahas tak selesai, tetapi hilang begitu saja tanpa tindak lanjut yg kongkrit. Rakyat terus menerus mereka bohongi dengan wacana yang mereka ciptakan di publik agar terlihat seolah-olah mereka bekerja.

Padahal semuanya hanya fatomorgana, semua hanya bagian dari upaya pencitraan. Kehadiran mereka di DPRD tidak lebih sebagai proses belajar, dari pada pengabdian kepada rakyat.

Menurut penulis, anggota dewan kita tidak memiliki kepekaan terhadap apa yang merupakan pengumpulan rakyat banyak. Laporan-laporan masyarakat juga agak minim di advokasi oleh anggota dewan, kecuali yang berkaitan langsung dengan kepentingan mereka untuk masuk lagi sebagai anggota dalam periode berikutnya.
Belum lagi dengan ada komentar sejumlah anggota dewan di publik banyak tak sesuai dan konsisten, sehingga sikap para anggota dewan yang sering berubah-ubah dalam menangani setiap kasus membuat masyarakat makin gerah.

Penulis mensinyalir, sikap dewan yg berubah-ubah tersebut tak luput dari adanya indikasi bargaining antara pihak-pihak tertentu dan para wakil rakyat. Sehingga, sikap keras dewan di awal mengenai kasus bisa mendadak melunak ketika tujuan utama para anggota dewan yalah di akamodir. Dewan juga, seakan terkontaminasi oleh Pemerintah Kota terkait pelanggaran di sejumlah satuan kerja, sebab banyak program di dinas yang terindikasi melanggar namun tidak disikapi oleh dewan.

Ini menjadi rahasia umum ketika tujuan utama belum terpenuhi maka sikap mereka akan jer he frontal, tapi kalau sudah di diakomodir, ‘ya pasti berubah lagi sikapnya,.' Penulis juga menilai dewan sekarang tidak layak lagi menjadi wakil rakyat. Dewan membuat garis demarkasi yg jelas antara suara rakyat dan suara dewan. "Wibawa dewan kian merosot bahkan di lecehkan oleh ekskutif. Dewan bak Macan Ompong."

Previous
« Prev Post
Show comments
Hide comments