Bedah Rumah Kemenpera di Kecamatan Batang Merangin Asal Jadi
Kerinci, GO- Kecewa atas bantuan bedah rumah dari Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Di Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci, masyarakat yang mendapat bantuan bedah rumah kecewa berat dan merasa diperbodoh oleh tim pelaksana dilapangan atau fasilitator dan toko pengadaan barang.
Pasalnya, tiga desa di Kec.Batang Merangin yang mendapat bantuan bedah rumah sebanyak 106 unit rumah diantaranya desa Lubuk Paku 32 unit, Desa Pematang Lingkung 44 dan desa Batang Merangin 40 unit.
“Masing masing penerima mengeluhkan selain adanya pungli 150 ribu per penerima yg dipungut fasilitator dengan alasan untuk pembuatan proposal. Kami masyarakat juga kecewa dengan matreal yang diberikan seperti kayu , konsen pintu ,konsen jendela dan lainnya , karena toko memberi kayu kulit manis,” ungkap sumber GO, Kamis, (01/12).
Sementara itu, menurut salah seorang ketua kelompok penerima bedah rumah yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, konsen dan pintu komitmen awal dan sesuai aturan.
“Komitmen awal memakai kayu kls 1 tapi malah memakai kayu kulit manis. Ada yang protes dan ada juga yg terpaksa menerima,” ucapnya.
Lanjutnya matreal yang diterima harganya melambung tinggi. “Disini ada dugaan permainan antara fasilitator dengan toko Con bangunan selaku pengadaan bekerja sama dengan cara markup harga barang hingga keuntungan bisa mereka bagi,” tegasnya lagi.
Masyarakat sangat mengharapkan ataupun instansi yang terkait dalam pengawasan hal ini untuk dapat menindak lanjuti permasalahan ini supaya tidak ada lagi oknum fasilitator maupun toko pengadaan barang yang nakal dan merugikan masyarakat miskin, atau sengaja memamfaatkan jabatannya untuk mencari keuntungan pribadi padahal program tsb sudah dilengkapi dengan juknisnya namun masih ditemukan oknum yang berani berbuat dgn melakukan tindakan yang bersifat menindas rakyat kecil.
Saat tim investigasi GO turun kelokasi mangang benar aadanya kecurigaan. Pungutan terhadap penerima bedah rumah , begitu pula dengan matreal yang di terima warga seperti konsen pintu, konsen jendela, pintu banyak yang dikembalikan karna tidak sesuai dengan semestinya.
Saat dikonfirmasi tim pelaksana atau fasilitator Rona, Elis membantah adanya pungutan. “Ini bukan pungutan liat (pungli) sekedar untuk melengkapi administrasi,” jelasnya dengan nada kegugupan.
Begitu pula dengan matreal mereka beralasan kalau konsen swadaya.Terpisah, indra fasilitor Desa Batang Merangin saat dikonfirmasi malah membantah adanya pungutan. “Termasuk masalah konsen, pintu itu dia tidak tahu karna kontrak orang toko dengan orang Jakarta,” nujarnya.
Sementara itu ketua LSM P2AN Zamzamil mengatakan ke media GO bahwa dalam waktu dekat ia akan melengkapi data data dan akan melaporkan permasalahn ini ke penegak hukum. “Dalam waktu dekat akan kita laporkan,” singkat Wo Zamil. (SPM)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »